Welcome To My Blog.

Tuesday, October 7, 2014

Allyssa

Hy ketemu lagi sama akuu amelia anggraeni natasya sang jomblo ngenes(?) lahhh?! Gak kok gak ngenes hehe.. Ohya sesuai dengan apa yang aku janjiin sebulan yang lalu(?) aku bakalan buat cerpen dann aku menepatinyaa!! Noohh tuh baca dibawah oh ya maaf ya kalo ada typo hehe soalnya ini bener bener aku yang buat sendiri jadi tolong dihargai. Check this out!

"Happy 2nd anniversary lyss",ucap raymond sambil mengecup dahiku pelan lalu duduk didepan mejaku. 

Aku tersenyum simpul lalu berkata "happy 2nd anniversary juga rayy",ucapku. Ray yang mendengar itu langsung tersenyum dan mengeluarkan sesuatu dari belakang punggungnya. 

"Makasih rayy",ucapku sambil memeluk boneka teddy dari ray.

"Sama sama alliz-mata",ucap ray sambil mengacak acak rambutku.

"Ihh! Namaku allyssa bukan alliz-mata! Ihh dasar rayaapp",ucapku sambil memukul punggungnya pelan dengan boneka teddy yang ia berikan tadi. 

"Eh iya iya, sorry deh lyss",ucap ray sambil mencubit kedua pipiku. Baru saja aku ingin memukul bahunya jessieca dan amandda datang.

"Ciee ciee kalian udah 2 taun ajaa ",ucap jessieca sambil menepuk pundakku pelan. 

"Iyaa ciee ciee kalian berduaa",ucap amandda sambil mencubit pipiku dari belakang. 

"Ihh manddaaa, jangan cubit cubit ihh sakitt.. Btw makasih yakk",ucapku sambil tersenyum. 

"Lyss, gue beli minum dulu ya.. Lo tunggu disini aja ya, jus alpukat kayak biasa kan?", tanya ray. Aku mengganguk. 

"Gue titip jus apel ya ray!", ucap mandda. 

"Gue juga nitip, milo pake bubble",ucap jessie. Ray yang mendengar itu langsung tersenyum sambil mengganguk dan pergi menuju kantin. 

"Lyss bentar lagi kan kita naik kelas sembilan , nah entar lo sma lanjut dimana?"tanya jessie. 

"Gue sih lanjut disini aja, bareng sama ray",ucapku.

"Ohh gituu",ucap jessie sambil menggut manggut. 

"Lo dimana?",tanyaku sambil mengusap kepala teddy yang ray beri tadi. 

"Gue disini mungkin, semoga aja papa gue gak pindah kerja lagi",ucap jessie. 

"Gue juga disini lohh",ucap mandda. 

"Siapa?",tanya jessie. 

"Guee",ucap mandda. 

"Siapa?",tanyaku. 

"Guee aelaahh",ucap mandda lagi. 

"Siapa nanyaaaa!!",ucapku berbarengan dengan jessie lalu tertawa keras. 

"Dassar lo berdua, suka banget ngerjain orang",ucap mandda sambil memanyunkan bibirnya.

"Lo sih kudeett",ucap jessie.

Aku tersenyum simpul sambil melihat mereka berdua bertengkar. Jessie meledeknya sedangkan mandda menyilangkan tanganya didepan dadanya. Hy, perkenalkan namaku Allyssa Nanthen mereka biasa memanggilku allyssa atau tidak lyssa dan jangan pernah sekali kali memanggilku allys-_-. Dan dua perempuan tadi adalah sahabatku yang bernama Jessieca Adam dan Amandda Hyler. Hari ini adalah 2tahunnya aku berpacaran dengan ray, Raymond Edwards. Salah satu cowok the most wanted disekolah yang juga merangkap sebagai ketua futsal. Sedangkan aku sendiri adalah ketua osis dan jessie wakil ketua osis, tapi jabatan kami akan turun beberapa bulan lagi. Nah mengenai aku dan ray, kami dari dulu memang selalu satu sekolah tapi tidak satu kelas. Kami mulai menggenal sejak kelas 5 dan 6 sd. Kami menjadi bertambah akrab karena kami les disatu tempat les yang sama dan setahun setelah itu ia menembakku dan aku.. menerimannya. 

"Oyy, jus lo nihh",ucap jessie sambil menyodorkan segelas jus. 

"Eh? Lohh raynya mana?",tanyaku sambil menerima jus yang ia berikan tadi. 

"Ray udah pergi duluan tadi katanya sih ada rapat futsal, lo sih ngelamun lama banget jadi gak pamit dehh dia",ucap mandda sambil memainkan ponselnya.

"Oohh yaudah deh kalo gitu",ucapku sambil meminum jusku. 

** 
Hari hari telah berlalu tak terasa aku sudah naik ke kelas 9. Banyak anak baru yang masuk ke sekolah kami terutama kelas 7 dan 8. 

"Yes! Kita sekelas lagi lyss",ucap mandda dan jessie berbarengan.

"Hahahaha iyaa, eh ray... Yahh gak sekelas",ucapku . 

"Yahh gak bisa mesra mesraan lagi deh kalian",ucap jessie.

"Gak apa apa lah lagian mereka mesra mesraannya bikin gue serasa jones tau",ucap mandda polos. 

"Makanya cari pacar",ucap jessie.

Mandda yang mendengar itu hanya memanyunkan bibirnya lalu berkata "kekelas yuk, udah bel tuh",ucapnya. Aku dan jessie mengangguk lalu berjalan menuju kelas kami IX-A. 

"Morning ms",ucap kami berbareng. 

"Morning class, silahkan duduk semuanya. Bagi kalian yang belum mengenal saya, saya ms.lydia cattheny ousward. Kalian bisa memanggil saya ms.lydia",ucap ms.lydia. 

"Perkenalan sudah selesai , Jadi hari ini kita akan menyusun tempat duduk ya",ucap ms.lydia. 

"Ya mss..",ucap kami sekelas.

"Farah kamu duduk di sana bersama geo, daniel kamu duduk dibelakang harry , caroline kamu sama tyca, ashlee kamu duduk dengan fabian, jessie dengan amandda dan yang terakhir kamu raven duduk disebelah... Allyssa",ucap ms.lydia usai menyusun tempat duduk kami. Ada yang berteriak girang karena duduk ditempat dibawah ac dan sebagian mengeluh karna tidak duduk dengan orang yang mereka mau, ms.lydia yang mengendengar itu hanya menggelengkan kepala lalu pergi keluar kelas. 

"Hey",ucap seseorang yang membuatku terkejut.

"Eh? Hey",ucapku lalu tersenyum. 

"Kenalin gue raveno fanderson, panggil aja raven",ucapnya sambil mengulurkan tangannya. 

"Allyssa, Allyssa Nanthen",ucapku sambil menjabat tangannya. 

"Nama lo bagus",ucapnya.

"Haha makasih, nama lo juga bagus",ucapku. 

"Sama kayak orangnya",gumamnya lagi sambil tersenyum kearahku. 

"Ehm, lyss ke kantin yuk?", ucap seseorang yang familiar. 

"Eh ray? Sejak kapan lo disini?",tanyaku. 

"Barusan kok",ucap ray agak jutek. 

"Ohh ok, gue duluan ya rav",ucapku sambil tersenyum. 

"Siapa cowok tadi?",ucap ray.

"Temen sebangku ray, orangnya baik kok",ucapku.

"Hmm, mau makan apa?",tanya ray.

"Mie ayam sama es jeruk",ucapku. 

"Oke",ucap ray lalu pergi membeli makan. 

Aku tersenyum kecil sambil mengingat ray yang berbicara singkat, Itu tandanya ray sedang marah. Aku tersenyum karna ternyata ray benar benar sayang padaku.  

"Nih",ucap ray lalu duduk.

"Jangan ngambek dong...",bujukku.

"Enggak kok",ucapnya diakhiri dengan senyum miring sesaatnya yang menampakkan lesung pipinya. 

"Bener yaa...",ucapku.

"Iya beneran kok",ucapnya tersenyum sambil mengacak acak rambutku.

"Ihh lesung pipi lo cuma sebelah kalo kata temen gue sih orang yang lesung pipinya sebelah itu pelittt. Ih ray pelit",hiburku.

"Iya gue pelit. Pelit buat bagi bagiin lo karna lo cuma milik gue seorang dan gak boleh satu pun orang yang ngambil lo dari gue",ucapnya yang membuat pipiku memanas seketika.

**

"Ravveeeeenn lo nyebelin banget sih jadi bocah!!",ucapku pada raven yang sedang mencoret coret mejaku. 

"Bodo amet dah",ucapnya lalu menjulurkan lidahnya. 

Tak terasa 4 bulan sudah berlalu, aku dan raven jadi semakin dekat. Hubunganku dengan ray juga masih berjalan dengan lancar tak ada hambatan sama sekali. 

" kampret lo vennnn!",teriakku padanya saat mencolek pipiku dengan tipe-x cair yang ia colek tadi. Ia yang melihat itu langsung berlari lari sambil terbahak bahak dan tiba tiba ia menabrak pintuk kelas. Aku yang melihat itu langsung tertawa diikuti tawaan teman sekelasku. 

"Syukurin loo makanya jangan ngerjain gue",ucapku lalu menjulurkan lidahku padanya. 

"Heyy, pipi lo kenapa?",tanya seseorang yang membuatku terkejut. 

"Eh ray? Kok lo ada disini bukannya udah masuk ya?",tanyaku pada ray. 

"Guru guru lagi pada meeting lyss makanya gue kesini. Pipi lo kenapa?",tanya ray sambil mengusap pipiku pelan. 

"Eh ini tadi tuh si raven nyolek nyolek pipi gue pake tipe-x",gerutuku pada ray. 

"Ohh gitu, yaudah gue balik kekelas dulu ya",ucap ray datar.

"Aduuh kepala guee",ucap seseorang siapa lagi kalo bukan raven. 

"Syukurin lo makanya jangan macem macem sama gue kena karma kan lo. Makan tuh benjol",ucapku diakhiri tawa jahat. 

"Eh raven lo kenapa? Kok jidat lo kayak badut ancol gitu sih?",tanya jessie yang baru saja datang.

"Kejedot nohh",ucapku masih dibarengi dengan tawa jahatku. 

"Ehh ngomong ngomong amandda mana?",tanyaku pada jessie yang sedang meletakkan tas punggungnya. 

"Katanya dia sakit jadi gak masuk deh, tadi pagi katanya dia udah ngebm elo tapi lo gak bales dan untungnya gue bangun kesiangan jadi gue bisa tuh buka bm dari mandda",ucap jessie panjang lebar. Aku yang mendengar itu hanya mengganguk anggukkan kepalaku mengerti.


Aku berjalan menuju XI-E melalui koridor dan dengan sapaan sapaan adik kelas. 

"Hy kak"

"Kakkk..."

"Kak allyssa.."

"Kak lyss.."

Aku yang mendengar sapaan sapaan itu hanya ternsenyum lalu melanjutkan perjalananku menuju XI-E. 

"Hey lyss, nyari ray ya? Tumben lo yang nyamperin",ucap nathen -teman futsal ray-.

"Iya,dia kykny lagi ngambek makanya gue samperin",ucapku. 

"Ooh gituu.. Woy RAY pacar lo nihh! Gue duluan ya lyss",teriak nath.

"Hy ray",sapaku pada ray. 

"Hmm",jawabnya. 

"Lo kenapa sihh",tanyaku.

"Gue gak suka sama si raven, pliss lo jauhin dia",ucap ray. 

"Jadi dari tadi lo ngambek gara gara cemburu?",tanyaku pada ray. 

"Iya deh iya gue turutin",ucapku sambil mengecup pipinya pelan. Ray yang melihat itu langsung tersenyum dan mencium dahiku pelan.

Sudah lebih dari 2 bulan aku berusaha untuk menjauhi raven tapi tidak bisa karena kami selalu mendapat tugas kelompok berbarengan. 

"Lo harus percaya sama gue lyss",ucap raven yang membuat mataku terbendung air mata.

"Gue gak percaya sama lo dan gak akan pernah percaya! Gue tau semua yg lo omongin itu cuma bullshit! Omong kosong! ",ucapku sambil memukul bahunya pelan. 

"Gak mungkin ray selingkuh",ucapku lagi.

"Gue lihat itu dengan mata kepala gue sendiri lyss.. Ray meluk anak cheers itu lyss, gue gak bohong",ucap raven. Aku yang muak dengan omongannya langsung menamparnya. 

"Gue.. Benci sama lo!",teriakku.

"Lyyss gue gak bohong lyss.. Gue gak mau lo sakit hati nantinya makanya gue kasih tau lo",ucap raven sambil menarikku ke dalam pelukkannya.

"Lepasin gueee",ucapku sambil memukul mukul bahunya. Dan akhirnya dia melepasku.

"Gue gak nyangka lo nuduh ray selingkuh sama caitleen rav.. Gue kira dulu lo tuh orang yang baikk ternyata ini alasan dibalik ray pingin gue jauhin lo",ucapku padanya lalu berjalan pelan. 

"Dan satu lagi, tolong jangan deketin gue lagi",ucapku lalu benar benar pergi meninggalkan raven.

"Eh liat ray gak?", tanyaku pada salah satu adik kelas disepanjang koridor sekolah. 

"Enggak kak",ucapnya. 

"Ohh ok makasih",ucapku pada adik kelas tadi lalu bertanya pada adek kelas lain. 

"Dekk deek lihat ray gak?",tanyaku sambil memegang bahu seorang adik kelas yang sedang berbincang dengan temannya. 

"Enggak lihat kak sorry",ucapnya. 

"Oh ok makasih",ucapku tadi. 

"Dek ada lihat ray?",tanyaku pada adik kelas yang baru saja berjalan dari lapangan.

"Kak ray ya kak? Lihat kak, tadi kak ray lagi diujung lapangan habis main futsal",ucap adik kelas tersebut. 

"Ohh ok makasih ya dekk",ucapku pada adik kelas tersebut lalu berlari kecil kearah bangku diujung lapangan. Aku memicingkan mataku melihat bukan satu orang saja yang ada disana tapi ada dua orang senang berbincang dan tertawa riang. Aku mendekati dua orang tersebut dan langsung menggigit bibir bawahku saat melihat ray tengah mencium pipi seorang anak cheers yang kuketahui bernama caitleen courtney tersebut. 

"Ray..."ucapku sambil menahan airmataku. 

"Al..allyssa? Se- sejak kapan lo disitu? In-ini gak seperti yang lo lihat lyss ",ucap ray sambil menarik tanganku. Aku menghempaskan tangannya lalu pergi tanpa sepatah kata pun. 

"Gue benci sama lo ray...",ucapku lirih sambil mengusap air mataku pelan lalu duduk dibangku sebuah pohon.

"Lyss",ucap seseorang yang membuatku mendongak. 

"Gue kan udah bilang jangan deketin gue lagi rav... Gue mohon jangan deketin gue lagi... Udah cukup rav udah cukup dua orang nyakitin gue rav udah cukupp.. Gue pingin sendiri sekarang gue mohon rav..",ucapku lirih. 

"Lo gak bakal bisa jalanin semua ini sendiri lyss gue yakin lo gak bakal bisa nopang beban seberat ini.. Percaya sama guee lo butuh seseorang saat ini.. Lo juga butuh pelukkan saat ini gue yakin..",ucap raven lalu memelukku. 

"Kadang gue benci sama kenyataan bahwa sebenernya semua cowok didunia ini itu sama... Cuma bisanya nyakitin hati seorang cewek",gumamku pelan. 

"Kenapa cinta itu kayak baju? Awalnya emang suka tapi akhirnya bakalan dibuang gitu aja dan mengantikan nya dengan yang baru?",gumamku lagi. 

"Lyss... Lo gak perlu terusin itu lyss.."ucap raven lirih sambil mengusap puncak kepalaku pelan. 

"Kenapa cinta itu kayak musim? Selalu berganti walau kita tak ingin? Kenapa ravv.. Jawab gue kenapa...",gumamku. 

"Entahlah lyss, gue juga gak tau kenapa cinta itu kayak gitu.. Gue sendiri bingung sama arti cinta..",ucap raven sambil menyandarkan kepalanya diatas kepalaku *derita orang pendek, biasa orang mah dipundak ini malah dikepala ketahuan banget pendeknya ckck upss*.

"Lyss lo mau tau satu hal gak? Kalo sebenernya gue tuh... Gue tuh... Guee sayang sama lo",ucap raven sambil mencium puncak kepala allyssa perlahan bukannya berkata apa apa badan allyssa langsung terjatuh kearah raven. Raven yang melihat wajah allyssa langsung tersenyum lalu mengusap air mata allyssa yang mulai mengering. 

"Andai lo denger perkataan gue",ucap raven lalu membopong allyssa ke uks. 

**

Aku membuka mataku perlahan lalu mendapati diriku terbaring lemas diuks. Terasa sebuah genggaman ditanganku yang membuatku menoleh kesamping, kulihat seorang laki laki tengah menggengam tanganku sambil tertidur. 

"Hooaa, allyssa?",ucap raven sambil menguap.

"Lo udh sadar?",tanyanya lalu mengambilkanku segelas air putih. 

Aku menerima air putih tersebut lalu menegaknya dengan sekali tegukan "Rav, tadi gue mimpi buruk.... Gue mimpi ray nyium caitleen courtney anak cheers",ucapku. 

"Gue kira tadi itu beneran ternyata itu cuma mimpi.. Untunglah",ucapku lalu beranjak dari uks. 

"Lyss.. Berat buat gue ngucapin ini tapi gue harus. Semua itu bukan mimpi lyss.. Itu kenyataan..",ucap raven yang membuatku menghentikan langkahku. 

"Gak gak gak itu cuma mimpi rav.. Gue yakin",ucapku dengan mata yang mulai berkaca kaca. 

"Gak lyss itu kenyataan.. Gue yakin lo bakal bisa ngelupain dia lyss gue yakin",ucap raven.

"Gak semudah itu rav",ucapku.

"Tapi gue harus..",ucapku lirih. 


Tak terasa sudah 1 tahun lebih aku melalui hari bersama raven dan tak terasa pula aku sudah melupakan raymond. Memang tak secepat itu tapi dengan bantuan raven aku bisa melupakannya. Tapi ada satu hal yang sulit ku mengerti soal diriku sendiri.. Ku rasa aku tlah merasakan jatuh cinta lagi dan aku harap aku takkan terjatuh lagi saat ini. 

"Heyy",sapa raven sambil duduk disampingku. 

"Heyy ravv, btw makasih",ucapku. 

"Makasih? Buat? Perasaan gue gak ngasih lo apa apa deh kok lo bilang makasih "tanyanya sambil menaikkan sebelah alis matanya.

"Buat semuanya, makasih karna lo udah bantu gue move on dari ray, makasih udah ngebuat gue bangkit lagi dari masa lalu gue, makasih udah mau jadi teman curhat gue, makasih karna lo udah mau jadi temen gue, makasih karna lo selalu nemenin gue.. Makasih",ucapku.

"Hahaha, lo gak perlu berterima kasih sama gue.. Lagian kamu lo sendiri yang punya niat buat move on dari dia...",ucap raven sambil tersenyum manis kearahku. 

"Gue gak bisa kayak gini tanpa bantuan lo. Sekali lagi gue berterima kasih.. Gue gak bisa ngasih banyak.. Gue cuma bisa ngasih ini",ucapku lalu mencium pipinya. 

"Makasih lyss, itu udah lebih dari cukup",ucapnya. 

Aku yang mendengar itu langsung tersenyum.

"Lyss, gue mau bilang sesuatu",ucap raven. 

"Bilang apa rav?",tanyaku padanya.

"Entahlah gue rasa ini terlalu cepat.. Guee.... Gue..... Guee... Gue mau pindah",ucap raven sambil menggigit bibir bawahnya.

"Pindah? Pindah kemana?",tanyaku pada raven.

"Gue bakalan pindah ke.... London",ucap raven. 

"London? Lo tau kan itu jauh? Kenapa lo pergi gitu aja sih rav? Kenapa lo pergi saat gue udah ngerasa nyaman sama lo? saat gue udah ngerasa aman sama lo? Saat gue udah ngerasa sayang sama lo? Kenapa rav? Jawab gue raven.. Kenapa?",tanyaku sambil menatap mata coklatnya yang indah.

"Gue tau lo bakal marah, jadi gue emng berencana bilang ke lo soal ini ke lo hari ini",ucapnya.

"Gue benci sama lo rav, lo cuma bisanya nyakitin perasan gue aja",ucapku beranjak pergi.

"Lyss",panggilnya sambil menarik tanganku. 

"Lepasin gue rav, gue gak mau lagi ngelihat lo",ucapku sambil mencoba melepaskan tangannya. 

"Ok kalo gitu lyss, gue cuma mau bilang kalo gue bakalan pergi hari ini dan..",ucapnya menggantung yang membuat jatungku berhenti berdetak sejenak. 

"Dan.. Gue cuma mau bilang kalo sebenernya gue sayang sama lo lyss",ucap raven lalu melepas genggaman tangannya. 

Kini ia pergi, benar benar pergi.. Meninggalkan aku sendiri disini. Meninggalkan bekas luka dihati. Entahlah aku bingung sekarang.. Tak ada lagi seseorang disisiku tak ada lagi tempat bersandar tak ada lagi canda dan tawa.. Tak ada lagi yang namanya cinta.. 

Kulalui hari hanya dengan berdiam diri meratapi nasib diri sendiri yang tak tau apa yang terjadi lagi. Beberapa minggu lalu raymond mengajakku balikkan tapi aku menolaknya. Ia berkata padaku bahwa ternyata orang yg ia cinta adalah aku tapi aku tak akan pernah lagi percaya dengan omongnya. 

" lyss, gue mau kita balikan lagi.. Gue pingin kita ngulang semuanya lagi dari awal.. Asal lo tau ternyata cewek yang sebenernya gue cinta itu elo lyss.. Gue bersungguh sungguh kali ini lyss gue minta kita ngulang semua dari awal lagi",ucap ray. 

"Maaf ray, bukannya apa tapi gue gak bisa.. Gue gak bisa nerima seseorang yang udh pernah bikin gue sakit hati.. Udah cukup sekali lo jadi bagian dari hidup gue.. Sorry ray gue gak bisaa",ucapku lalu pergi meninggalkannya. 

"Hah, jadi lo masih ngarepin cowok php kayak raven itu? Hah?",ucap ray yang membuatku menghentikan langkahku.

"Dia bkn tipe cowok php Kok",ucapku membela raven.

"Kalo dia bukan cowok yang suka ngephpin cewek kenapa sekarang dia pergi? Hah?",tanya ray yang membuatku membalikkan badanku dan memaksaku untuk menamparnya.

"Jangan pernah bilang itu didepan gue! Kalo mau ngomong itu NGACA dulu!",ucapku lalu pergi,bnar bnar pergi dri hadapannnya. 

Aku menatap sebuah cincin perak dijariku, mengingat kembali kenangan dari raven. Dulu beberapa tahun yang lalu saat raven pindah ke london, ia menitipkan surat kepada mama untukku dgn isi:

Dear allyssa,

Gue tau saat gue bilang gue bakalan pindah pasti lo bakalan marah sama gue jadi gue putusin buat ngebuat surat ini. Jadi lyss sorry karna gue udah ninggalin lo, sorry karna gue ngebiarin lo terluka lagi, Sorry karna gue ngebuat lo sakit hati. Gue sebenernya gak pernah bermaksud buat pindah apalagi jauh dari lo lyss gue gak pernah bermaksud, Gue sayang sama lo lyss, asal lo tau itu. Gue beneran sayang sama lo, Lebih dari temen. Gue gak bisa ngebohongin perasaan gue sendiri lyss, gue cinta sama lo lyss. Gue janji sama lo gue bakalan balik lagi ke indonesia gue janji lyss.. Tunggu gue saat perpisahan SMA lo gue janji bakalan jadi pasangan lo, pegang janji gue.. Percayalah gue bakalan kembali buat lo lyss. Dan satu hal lagi.. Tolong lo pake cincin dari gue itu biar lo gak pernah lupa sama gue lyss.. Gue sayang banget sama lo lyss..

- Raveno Fanderson

Kuusap pelan cincin tersebut sambil menangis. "Mana janji lo rav? Mana ? Dulu lo bilang bakalan dateng buat jadi pasangan gue diacara perpisahan tapi mana?! Bahkan lo belum dateng sama sekali saat acara udah selesai?! Lo jahat rav lo jahat! Lo bohong sama gue!",teriakku disebuah taman berdanau dekat sekolahanku. 

"Gue benci sama looooooo!!!",teriakku lalu melepas cincinku lalu hendak melemparnya ke danau. 

"Lyss, gue disini..",ucap seorang laki laki sambil menahan tanganku agar tak melempar cincin dri raven tersebut. Laki laki itu langsung mengambil cincin tersebut dariku dan memasangkannya kembali dijariku. Aku yang merasakan itu langsung membalikkan tubuhku lalu memandangi wajah laki laki tersebut. Dengan sendikit bantuan cahaya taman yang remang remang aku dapat melihat sebuah wajah yang sangat kurindukan, sebuah wajah yang selama ini selalu kubayangkan, sebuah wajah yang selama ini menghantui tidurku. Dia raven, raveno fanderson.. Dia benar benar kembali. 

"Lo jahat rav, lo udah ngebiarin gue nangisin lo sepanjang malam.. Lo tega buat gue kangen sama lo.. Lo jahat rav lo jahat",ucapku sambil memukul mukul bahunya didalam pelukannya. 

"Emang gue jahat udah bikin lo nangis, gue jahat udah bikin lo kangen gue, gue jahat udah bikin lo tersakiti emang gue jahat lyss.. Maafin gue lyss gue gak pernah bermaksud buat nyakitin lo..",ucap raven yang membuat tangisku meredah.

"Jadi.. Gue nepatin janji gue kan",ucap raven sambil menggengam tanganku. 

"Ngaak",ucapku sambil  memakan gulali. 

"Loh? Kok? Gue kan udah dateng pas hari perpisahan lo",ucap raven bingung. 

"Lo bilang lo bakal jadi pasangan gue? Tapi mana janji lo?",ucapku. 

"Yahh, em soal itu ya maklumin deh pesawat nya delay tauu makanya lama tadi aja gue langsung kesini ",ucap raven sambil menuntunku keujung danau. 

"Hahaha, lagian gue gak perduli lgi soal itu yang penting lo ada disini.. Disamping gue",ucapku lalu menyandarkan kepalaku dilengannya.

"Ya, gue juga gak perduli lyss.. Yang gue perduliin cuma lo dan gue disini.. Selamanya",ucap raven sambil mengeratkan genggaman tangannya sambil melihat sunset. 



Wkwkwk gimana ceritanyaa gaje yaakk:( wkwkwk maklumin penulis abal abalan ini... 


No comments:

Post a Comment